Selasa, 23 Mei 2023

Metulen Dan Metuwun Di Tejakula.

Upacara pembakaran jenazah di Tejakula sebenarnya sudah ada sejak zaman dahulu. Bedanya adalah, dulu proses pembakaran jenazahnya masih memakai kayu bakar. Kalau sekarang sudah menggunakan kompor gas. Dulu sesajennya masih menggunakan sesajen asli adat Tejakula dan dipuput oleh seorang sulinggih atau Resi. Bagi yang belum punya biaya, biasanya jenazah dikubur dulu. Setelah punya biaya, barulah dibuatkan upacara Metulen dan Metuwun. Tapi sekarang upacara Metulen dan Metuwun sudah tidak digelar lagi. masyarakat Tejakula mulai mengenal istilah Ngaben yang diperkirakan sejak tahun 1980.

Ngaben pada umumnya ada dua jenis. Ada Ngaben pembakaran jenazah dan ada Ngaben massal. Kalau Ngaben massal, yang dibakar sudah bukan jenazah lagi, melainkan simbol roh. Di Tejakula, upacara Ngaben ada tahapan-tahapannya. Misalnya setelah Ngaben kemudian ada istilah Mekarya Bakti yang hampir sama maknanya dengan Ngerorasin. Kemudian dilanjutkan dengan Ngantukang Buluh geles yang hampir sama maknanya dengan Nyegara Gunung. Kemudian Meajar ajar. Setelah itu barulah ngelingihang Dewa Hyang. Masyarakat Tejakula dibebaskan memilih upacaranya. Mau memakai adat asli Tejakula atau berdasarkan sumber sastra, semuanya boleh-boleh saja.

Minggu, 09 April 2023

Profil Singkat Gede Raditya Kurniawan.

Gede Raditya waktu berumur lima bulan

Gede Raditya Kurniawan lahir di desa Tejakula pada tanggal 28 Oktober 2006 bertepatan dengan hari sumpah pemuda. Ia adalah anak tunggal pasangan dari Made Budilana dengan Putu Puja Astuti. Sayangnya, Gede Raditya tidak pernah merasakan kasih seorang ibu karena ibunya pergi semenjak ia baru berumur lima bulan. Sejak kecil ia gemar menonton acara lawak Bali di televisi. Bakat melawaknya sudah kelihatan ketika ia duduk di bangku kelas 1 SD. Makanya setiap ada acara ulang tahun dari teman sebayanya, ia diundang untuk melawak.  Pada usia 6 sampai 12 tahun, Gede Raditya pernah menarikan sebuah tari Baris Wirayuda, Topeng Bujuh, dan Bondres kategori anak-anak.

Setelah memasuki usia remaja, Gede Raditya Kurniawan memiliki hobi Megambel khususnya gambelan Gender untuk wayang kulit dan untuk upacara Ngaben. Dia juga hoby mengoleksi topeng diantaranya Topeng Bujuh, Topeng Tua dan lain-lain.
Ia juga pernah memerankan tokoh Sempati dan Jabung dalam tarian Wayang Wong.
Gede Raditya waktu berumur 12 tahun.



Gede Raditya Cs, waktu tampil melawak di balai desa Tejakula dalam acara pentas seni Tejakula